Assalamu'alaikuuuuum!
Aku kembali nih dari tempat persemedian ku selama ini. hoaaam. okay, abaikan saja. Kali ini aku ingin curhat, eh jangan-jangan tapi lebih tepatnya sharing.
Karena sejak bulan Juli 2013 ini aku sudah menduduki tahta tertinggi di persekolahan, maksudnya sudah kelas 12, maka bukan waktunya untuk remaja seusiaku hanya memikirkan main, main, main, main, main, dan main. Apalagi ditambah umurku yang sudah 17 tahun, kalau kata negara Indonesia sih artinya sudah dewasa dan harus mempunyai Kartu Tanda Penduduk. Nah, mulai detik itu, jam itu, hari itu, dan tahun ini, aku sudah harus memikirkan tentang masa depanku yang mau dibawa kemana *seketika nyanyi*
Jadi begini, sejak SMP aku sangat menyukai yang namanya dunia Psikologi, dan dunia nasi-menasihati *loh* yah pokoknya seperti itu. Dari saat itu, aku selalu menjadi santapan empuk para temanku yang ingin mengeluarkan unek-unek. Dari mulai tentang Percintaan, Persahabatan, hingga Keluarga. Dari keluh kesah yang mereka cepretin ke aku, aku selalu berusaha memberi masukan, kritikan yang mungkin dianggap sebagian orang aku sangat sok tau, sok tua, sok ngarti, dan apalah namanya itu. Dan efeknya setelah itu, mereka ketagihan untuk ngebagi rasanya ke aku. Alhamdulillah sekali. Kalau lagi jadi tempat curhat itu rasanya benar-benar sedang di akui oleh dunia bahwa aku si Arum Fadiah Sherfiani ini, ada.
Nah, sampai sekarang pun aku masih bergelut seperti itu, entah sampai kapan jadi manusia yang sok tua seperti ini -_- hehe. Karena kebiasaan ku yang seperti itu, saat awal masuk SMA aku mulai tertarik untuk nantinya melanjutkan pendidikan di bidang psikologi. Setiap ditanya, "Arum ingin melanjutkan kemana nih kalau sudah lulus?" dengan lantangnya aku menjawab, "InsyaAllah Psikologi! aamiin." dan pertanyaan-pertanyaan itupun sering menyerbu seiring berjalannya waktu. Namun belum lama ini, semua terasa pola pikir aku goyang sejak aku bertemu dengan mahasiswi Psikologi di sebuah perguruan tinggi swasta Jakarta. Entah itu namanya mendapatkan pencerahan, atau petunjuk, aku gak ngerti. saat aku bertanya tentang perkuliahan psikologi aku menemukan fakta yang terjadi pada dirinya, seperti :
1. Bersekolah untuk mencapai pengakhiran S1 itu sangat berat. selama 8 tahun ia belum dapat mengakhiri.
2. Materi skripsi akhir yang diberikan sangat sulit.
3. Prospek Kerja belum terlalu banyak dibutuhkan.
4. Biaya yang cukup besar, karena Psikologi itu sejenis Dokter Jiwa.
5. Untuk menjadi Psikolog seperti yang aku inginkan harus menempuh minimal Magister.
Dari pengalaman-pengalaman yang ia bagi ke aku, mulai membuka pikiranku untuk berfikir ulang. Namun, saat aku menceritakan hal-hal yang membuat aku tertarik ingin menggeluti dunia psikologi, ia mendukungku bila yang aku pilih sesuai dengan hati bukan kehendak hanya untuk iseng-iseng atau coba-coba. Ia semakin memberikan aku ketertarikan bahwa di psikologi itu ia mendapatkan ilmu tentang bagaimana melihat apa yang sedang terjadi dari gerak-gerik, dan tingkah laku dari hal-hal yang paling terkecil dilakukan oleh seseorang. Dan okay, setelah itu, dari hari itu, membuat aku terus berfikir 'sebenarnya aku mau kemana sih?'
Pertanyaan yang diri aku sendiri pun belum dapat menjawabnya.
Suatu hari aku browsing dan mencoba searching tentang Ilmu apa yang pokoknya bisa dibilang 'Aku banget' *mirip slogan Keputrian* nah, dari beberapa yang aku dapatkan dari hasil penjelajahan yang membutuhkan waktu lumayan lama, aku memiliki
options untuk diriku sendiri, diantaranya :
1. Psikologi
2. Desain Grafis
3. Satra
4. Komunikasi
wayoloh banyak banget, jadi tambah membingungkan saja kan.
okay, pertama, Psikologi. Dari tulisan ku diatas bisa kalian tahu, yang aku pikirkan seperti apa tentang bidang yang satu ini. ya! Aku ini ingin sekali menjadi Psikolog. Namun, seperti opini seseorang tersebut pikiranku goyang *seketika goyang bang jalih*.
Kedua, Desain Grafis. Oh my! aku ini gak terlalu canggih dalam hal gambar-menggambar, namun aku sangat senang yang namanya Desain *loh* hehe yah begitulah tidak dapat dituangkan dalam kata-kata *duileeh*.
lanjut, yang ketiga adalah sastra. Aku sangat senang yang namanya menulis. Dari kecil, mungkin SD kelas 1 atau 2 aku sudah sering membuat yang namanya teks drama dan aku goreskan dalam buku tulis. jadi dalam buku tulis tersebut terdapat beberapa judul dari teks drama yang aku buat. Tapi sekarang entah ada dimana tuh buku. lalu, dari SD kelas 5 aku sudah mulai suka membuat lagu sampai sekarang. lirik + nadanya. dan sampai sekarang pun masih ku arsipkan dan baru terkumpul 5 lagu. dan itu juga agak sedikit lupa nadanya. ada tentang, cinta monyet, persahabatan, kesedihan, dan lain-lain. lalu, ketika duduk di bangku SMP, aku mulai mencoba membuat cerita pendek, dan telah terkumpul beberapa aku lupa. pernah sempat ku coba kirim ke redaksi majalah supaya cerpen ku dapat dimuat, tapi mungkin belum rejeki jadinya tidak kesampaian. Waktu SMP juga pernah tuh mencoba membuat Novel, udah dapet 30an lembar, sampe covernya udah ku desain. Dan nyeseknya, saat aku tahu bahwa komputerku terkena virus yang sudah parah bingit, dan akhirnya mesti di install ulang. dari kejadian itu aku bener-bener sedih banget, cerpen dan calon Novel ku raib begitu saja. Sempat kapok untuk membuat cerpen, tapi karena menulis itu sudah menjadi keseharianku, ya gak mungkin aku berhenti gitu aja, dan akhirnya aku tetep menggeluti hal itu walau sekarang sangat-sangat kurang produktif. Lalu,dari kecil itu aku juga sudah sangat suka menulis diary, entah dari TK atau kelas 1 SD. sampai sekarang sudah terkumpul 4 Diary. dan semuanya itu terisi penuh dengan yang namanya curhatan-curhatanku yang menggelitik hati apabila aku baca kembali. hihihi. Nah, maka dari itu aku juga ingin masuk sastra.
Dan yang terakhir nih, Komunikasi. kayanya untuk yang satu ini aku mulai serius tertarik banget deh. dari beberapa artikel yang aku baca aku mendapatkan fakta-fakta yang menarik. Aku ini anak yang pendiam pada awalnya, tapi kalau sedang bersama teman-teman, yah bawel. Tapi gini-gini, saat masuk SMA aku disodori kakak ku yang bernama Afia Robiani Fathurahmah untuk mengikuti ekstrakulikuler sekaligus organisasi IKRAM, yaitu ROHIS sekolah. Pada awalnya aku tertarik dengan Ekstrakulikuler Sastra dan Budaya karena aku senang dengan sastra, namun, karena amanat darinya aku pun meninggalkan sastra dan budaya itu dan masuk ke dalam IKRAM. Lalu, aku juga mengikuti OSIS disekolah. semenjak itu rasanya duniaku berubah 180 derajat. yang awalnya kerjaanku dirumah setiap harinya. Sejak masuk IKRAM dan OSIS aku selalu berada diluar rumah dan pulang telat. di IKRAM dan OSIS sangat banyak sekali pengalaman yang aku dapat yang gak pernah aku rasakan apabila aku hanya berangkat sekolah, duduk dikursi, mendengarkan guru yang mengajarkan bla bla, lalu pulang. Namun, aku benar-benar mendapatkan pengalaman berharga dari mulai, bagaimana cara berinteraksi dengan teman, guru, rekan kerja, bagaimana cara berbicara depan umum, dan lain-lain. Itu semua yang aku dapatkan sekarang. Nah aku memilih komunikasi karena aku sangat senang yang namanya berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi itu termasuk ke dalam ilmu sosial juga. Aku memiliki passion sebenarnya pada bidang sosial. Ilmu Komunikasi itu dibagi menjadi 3, ada Jurnalistik, Public Relation, dan biasanya kalau di PTN ada namanya Manajemen Komunikasi atau gak Komunikasi Media. dan, dari semuanya itu aku lebih condong ke Public Relation (PR). PR itu cocok banget buat yang senang berbicara didepan umum serta berkomunikasi dengan masyarakat. Ilmu komunikasi prospek kerjanya juga lumayan nih. kaya misalnya, PR Consultant, Event Organizer, trus PR juga dibutuhkan di departemen/perusahaan pemerintah maupun swasta. Dan aku menemukan sebuah artikel, kalau misalnya aku bener-bener ingin menjadi Public Relation kemampuan yang harus aku punya adalah seperti berikut :
1. Mampu Berkomunikasi dengan Baik
Menurut teori Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul 'Public Relations', persyaratan mendasar bagi seorang PR yaitu ia harus mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Dituntut untuk bisa berbicara di depan umum dan mampu melakukan presentasi. Gak hanya itu aja, seorang PR harus mampu membuat press release untuk dikirim ke media, mereka juga harus bisa membuat artikel dan feature untuk house jurnal yang akan diterbitkan oleh perusahaan. Menulis naskah pidato, menulis laporan, menulis brosur, hingga konsep iklan layanan masyarakat. Keren gak tuh?
2. Kemampuan Kepemimpinan atau Mengorganisasikan
Nah, ini dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi suatu masalah baik di dalam organisasi, maupun di luar. Hal ini juga termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya sampai selesai, termasuk perincian anggarannya. Kalau ingin berprofesi sebagai PR, sebisa mungkin harus mampu mengorganisasikan berbagai macam kegiatan PR. Orang yang berprofesi di bidang tersebut harus mampu berpikir jernih dan obyektif.
3. Dapat Membina Relasi
Harus mampu menciptakan networking dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan. Seorang PR juga dituntut harus bisa bekerja sama dengan orang banyak. Pandai membina relasi itu penting untuk membangun opini positif terhadap perusahaan sehingga tercipta hubungan saling percaya satu sama lain. Gak heran deh kalau orang yang cocok berprofesi sebagai PR itu adalah orang yang memiliki tipe kepribadian extrovert. Kalau menurut Eysenck, Extovert itu kepribadian yang mudah bergaul, mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk bicara, dan tidak suka membaca atau belajar sendirian, sangat membutuhkan kegembiraan, mengambil tantangan, sering menentang bahaya, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu, dan biasanya suka menurutkan kata hatinya, gemar akan gurau-gurauan, selalu siap menjawab, dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak pertimbangan (easy going), optimis, serta suka tertawa dan gembira, lebih suka untuk tetap bergerak dalam melakukan aktivitas, cenderung menjadi agresif dan cepat hilang kemarahannya, semua perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol, dan tidak selalu dapat dipercaya.
4. Selalu Jujur
Seorang PR harus memiliki kredibilitas yang tinggi, dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain. Informasi yang diberikan harus berlandaskan oleh fakta dan bukan sekadar kata-kata manis demi menaikkan popularitas perusahaannya. Selain itu, dalam menjalankan tugasnya ia harus mematuhi etika dan menjunjung tinggi moralitas. Meskipun seorang PR memiliki tugas untuk menjaga image atau citra perusahaannya agar tetap positif di mata publik, namun bukan berarti ia berhak menjatuhkan pihak lain atau saiangannya. Agak ngeri yah.
5. Kaya Ide & Kreatif
Berprofesi sebagai PR juga harus penuh dengan gagasan atau ide-ide yang cemerlang. Mereka juga harus kreatif. Oleh karena itu, jika aku ingin menjadi seorang PR, maka harus memiliki wawasan yang luas. Apabila masalah menghampiri, serumit apapun itu harus bisa menemukan solusinya. Tak hanya itu saja, mengembangkan imajinasinya untuk mampu menciptakan kreativitas kerja juga harus diterapkan.
Menurut aku, feel dan passion aku lengkap kalau aku memilih jurusan ilmu komunikasi ini. Doakan saja gak goyang lagi. Tapi yang lebih dulu ku persiapkan sekarang bagaimana caranya untuk lulus, menjadi terbaik dan menciptakan kenangan yang indah selama berada di SMA ini. Apapun yang aku lakukan, aku ingin menjadi yang terbaik!
Session mengenai kegamangan ku cukup sampai disini. mudah-mudahan kalian yang baca bisa mengambil hal-hal yang baik dari tulisanku. Walaupun kebanyakan yang jeleknya, tapi abaikan saja. hehe. Terimakasih yang sudah membaca, kalau punya hal-hal yang ingin dishare boleh kok, buat masukan.
Wassalamu'alaikuuuum!