Assalamualaikum, Halo!
Disini gue mau membahas mengenai suatu topik yang menurut gue menarik
banget. Kebetulan gue newbie di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, dan awal-awal kayak gini gue disuguhin beberapa buku yang berkaitan
dengan perempuan dan anak pastinya. Nah sebelum kita masuk ke topik utama, kita
harus tau kenapa sih perempuan harus diberdayakan dan anak-anak harus di
lindungi? Well, dalam islam perempuan itu makhluk Tuhan yang sangat sangat berharga,
seperti hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang
bunyinya :
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'”
Nah dari hadits itu saja
sudah jelas seorang ibu harus dimuliakan, bahkan disebut hingga 3x baru setelah
itu ayah yang merupakan seorang laki-laki.
Namun, seiring berjalannya
waktu banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan perintah hadits nabi
tersebut. Banyak terjadi kekerasan yang dialami perempuan dibelahan bumi
manapun. Seperti dijaman Khalifah Umar bin Khattab, sebelum ia memeluk agama
islam, pada saat itu anak-anak perempuan dianggap sebagai aib keluarga, karena
hal tersebut banyak anak perempuan yang dikubur hidup-hidup. Apabila anak
perempuan itu selamat, maka harus menjadi budak seks dan melayani para kaum
laki-laki, meski bapaknya sekalipun. Ya Tuhan serem gak sih. Itu mungkin yah
maksud islam diturunkan di bangsa Arab.
Nah kalau di indonesia
sendiri gimana? Dari yang gue tau, untungnya masyarakat kita dulu gak sampe
sesadis itu. Cuma, ada cumanya nih, perempuan dijaman dulu itu penuh dengan
diskriminasi. Contohnya seperti perempuan dijaman dulu harus dirumah
mengerjakan pekerjaan rumah gak boleh keluar tanpa izin. Anak perempuan nya
juga gitu, boro-boro buat keluar rumah, disuruhnya bantuin emak didapur. Buat sekolah
itu susah banget. Tapi setelah adanya ibu Kartini, perempuan kita mulai
bangkit, bukan Cuma dirumah doang, tapi bisa bersekolah hingga saat ini.
Setelah kehadiran
Kartini, bukan berarti permasalahan tentang perempuan itu selesai. Dijaman sekarang
masih banyak yang kadang ngediskriminasi, bahkan melakukan kekerasan terhadap
perempuan. Kalau kata Undang-undang nomor 23 tahun 2004 jenis kekerasan itu ada
4, yaitu Kekerasan fisik, Kekerasan
psikis, Kekerasan seksual dan Penelantaran rumah tangga.
Ngomong-ngomong masalah
kekerasan fisik, kalian sadar gak kalau anak perempuan diwaktu kecil juga
mengalami kekerasan, loh. Siapa yang saat bayi dilakukan sunat perempuan? Huft.
Mentang-mentang masih bayi, orangtua kita gak minta ijin dulu ke kita. Jaman
Nabi Ibrahim yang disuruh Allah buat nyembelih anaknya Ismail aja minta izin
dulu. Sunat perempuan ini ada dari jaman dulu banget, bahkan dari sebelum islam
ada. Di negera manapun banyak banget yang melakukan sunat perempuan.
Gue jelasin dulu yah, sunat
perempuan itu apa. Sunat perempuan adalah tindakan memotong sebagian atau
seluruh kiltoris, bahkan hingga labia minora dan labia mayora, namun ada juga
yang hanya melukai sebagian kecil kiltoris (WHO, 2000), dan ada juga yang hanya
simbolik sebagaimana banyak terjadi di Indonesia (PSKK UGM, 2017; Komnas Perempuan,
2017; Udin, 2015, 2010; Mitra Inti, 2005). Sunat perempuan dilakukan karena
beberapa faktor, yang paling banyak itu karena pemahaman agama, selain itu ada
juga karena tradisi keluarga. Misal, dulu emak, nenek, dan buyutnya disunat,
jadi ngikut-ngikut aja, padahal gak tau tuh manfaatnya apa. Dari sisi medis
juga gak ada tuh manfaat sunat perempuan. Malahan itu menyakiti dan bahkan bisa
menyebabkan kematian. Tau gak? Praktek sunat perempuan justru paling banyak
terjadi di perkotaan sebesar 55.8% sedangkan di pedesaan 46.9%.
Kalau dalam islam sendiri
gimana? Nah ini yang paling banyak terjadi, orangtua menyunatkan anak
perempuannya menganggap itu sunnah dan perintah agama. Padahal Rasul gak nyuruh
gitu. Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, kalau sunat perempuan udah ada
dari jaman sebelum islam, nah dengan datang Rasulullah itu sedikit mencerahkan,
seperti Hadits yang diriwayatkan Abu Daud :
“Dari Ummu Athiyah ra. Diceritakan
bahwa di Madinah terdapat seorang perempuan tukang sunat, Rasulullah SAW
berkata terhadap perempuan tersebut: (khitanlah) janganlah berlebihan,
sesungguhnya hal itu lebih baik atau disukai bagi perempuan dan disenangi bagi
laki”
Dan ada beberapa hadits lagi
tentang sunat perempuan yang ternyata dhaif tidak ada satupun yang shahih.
Ucapan rasul tersebut bukan berarti membolehkan, karena sudah ada dari sebelum
islam, maka hal itu merupakan ungkapan secara perlahan bahwa sunat perempuan
itu dibatasi. Mungkin yang menjadi pertanyaan itu apakah anak cucu rasul yang
perempuan disunat juga? Nah ini, gak ada hadits satupun yang menyebutkan bahwa
aisyah atau istri rasul lainnya di sunat. Meskipun beberapa ulama ada yang
mengatakan sunnah, ada yang bilang wajib, ada yang bilang makruh bahkan haram
apabila membahayakan. Kementerian Kesehatan di tahun 2006 pernah mengajukan
untuk melarang medikalisasi sunat perempuan bagi petugas kesehatan kepada
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Yang pada akhirnya MUI pun mengeluarkan fatwa yang
intinya sunat perempuan itu fitrah Cuma ada batasnya. Dan menyuruh kemenkes
untuk melatih tenaga medis untuk melaksanakan khitan perempuan.
Secara fakta, sunat
perempuan itu menyakitkan secara fisik, psikis, dan sosial. Gak ada bedanya kok
perempuan yang sunat ataupun engga. Hukum islam itu kan tujuannya untuk
kemaslahatan manusia. Maka praktik berbahaya sunat perempuan harus dihindarkan
untuk menjaga organ reproduksi agar perempuan tidak menjadi objek kekerasan
oleh siapapun untuk kepentingan diluar dirinya.
Kan udah tau nih, yuk
sama-sama ingatkan orangtua jaman sekarang untuk mencegah melakukan sunat
perempuan. Seandainya tetap melakukan, ingatkan pula tenaga medis untuk tidak
memotong, cukup dengan digores saja. Karena itu menyakitkan si bayi guys.
Okelah, cukup sekian
cuap-cuapnya. Semoga manfaat. Kalau gak bermaanfaat, ya harus tetep dimanfaatin
yah hehe.
Bhay!