Disini gue mau lanjut cerita tentang pengalaman mengikuti CPNS,
lanjutan dari Part 1.
Jadi setelah tes SKD kelar, dan hasil nya keluar, gue emang lolos
Passing Grade Alhamdulillaah. Tapi saat itu gue belum tau, siapa saja yang akan
lolos ke tahap berikutnya. Karena di formasi jabatan yang gue pilih ini yang dibutuhkan
hanya 1 orang saja, jadi otomatis yang berhak masuk ke tahap SKB nanti hanya 3
x (jumlah formasi) berarti 3 orang saja. Dan gue gak tau, gak kenal siapa-siapa
saja yang menjadi saingan gue. Jadi yaudah gue gak ngurusin. Eh tapi, yang gue
tau, semua yang daftar di jabatan gue jurusan pendidikan semua, gue doang yang
jurusan Psikologi.
Dari kelar tes SKD itu banyak banget isu-isu yang bermunculan, bisa dibilang
cukup bermasalah sih. Jadi katanya sekitar 90 persenan peserta CPNS
se-Indonesia gak lolos passing grade, terutama di bagian Tes Kepribadian
Psikologi (TKP). Bayangin dong, yang lolos passing grade Cuma 8 persen kalau gak salah. Kan belum
memenuhi kuota yang diinginkan pemerintah. Usut punya usut, ternyata tahun ini
nilai PG nya lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan hampir banyak
yang bilang terlalu tinggi terutama untuk nilai TKP yaitu 143. Karena banyak
yang gak lolos tersebut, muncullah protes terutama dari peserta yang gak lolos.
Protesnya disalurkan dalam sebuah petisi untuk menyuruh pemerintah menurunkan
nilai minimal PG. yang menandatangai petisi itu pun sudah puluhan ribu kalau
tidak salah. Nah karena pertentangan inilah pengumuman kelulusan tes ditunda
hingga sebulan lebih. Media cetak, elektronik, dan online pun banyak
memberitakan isu ini. Sampai pada akhirnya pemerintah menolak menurunkan nilai
minimal PG, alasannya karena jika diturunkan otomatis akan menurunkan juga
kualitas dari calon PNS, begitu katanya. Kalau menurut gue, ada benar nya juga
sih. soal-soal tes SKD itu kan pasti sudah di buat dan pasti di uji coba
terlebih dahulu, pasti ada tim nya tersendiri, gak mungkin main-main, secara
CPNS. Waktu kuliah dulu gue ngebuat alat tes aja harus di uji coba mulu, sampe
valid dan reliabilitasnya sesuai, itu baru ditingkat fakultas gue. Lah ini kan
tingkatnya nasional, pasti lebih ketat dari itu. Apalagi paling banyak di
permasalahkan nya itu TKP, itu kan tes kepribadian. Hasil yang diperoleh ya itulah
gimana nilai pribadi kita. Jangan nyalahin pemerintah kalau emang hasil nilai
nya kecil, kalau kita ngerjainnya bener, jujur, gak ngasal, apa adanya, pasti
nilai nya juga sesuai kok. Kadang-kadang suka gemes, dikit-dikit pemerintah
disalahin, padahal yang ngerjain soalnya kan kita sendiri L harusnya introspeksi untuk lebih baik lagi
gitu maksud gue.
Nah dengan penolakan pemerintah atas petisi itu, bukan berarti
pemerintah gak ngambil langkah apapun. Setelah itu diadakan lah rapat, dibuat
undang-undang yang baru dalam waktu singkat, dan keluar lah surat keputusan
bahwasanya yang sudah lolos passing grade sudah pasti masuk ke tes berikutnya,
nah jika di formasi jabatan tersebut gak ada yang lolos PG, sistemnya akan
menjadi system ranking. Kalau formasi jabatan yang dibutuhkan 1, yang lolos PG
juga 1, maka yang 1 itu akan otomatis ke tahap berikutnya tanpa saingan. Dan
banyak lah pengumumannya.
Setelah keluar UU tersebut, gak lama keluar pula pengumuman hasil SKD.
Gue udah pasrah, tangan gue dingin banget mau buka website nya. Sambil
istighfar dalam hati biar tenang. Sambil nyari nama gue, trus tiba-tiba
Alhamdulillaah, yaAllah gak nyangka yang lolos dari sekian orang yang
tes untuk jabatan ini gue doang. Disitu gue gemetar, bingung mau ngomong apa, nangis
terharu, tangan dingin, dan gak henti-hentinya berucap syukur sama Allah.
Pengumuman SKD udah keluar, selanjutnya tahap Seleksi Kompetensi
Bidang (SKB). Nah gue kebagian hari rabu tanggal 12 Desember di daerah kebon
sirih, sehari sebelumnya gue nginep dirumah om pami didaerah kemayoran
berangkat dari rumah naik busway. Keesokan harinya gue berangkat abis shubuh
dianter sama om ujang, pas nyampe sana baru ada 1 orang, jadi gue berdua doang,
kenalan lah kita ngobrol, gak lama datang yang lain, dan setelah itu kita
disuruh masuk, disitu gue ngobrol-ngobrol dan becanda buat ngurangin kecemasan
gue. Jam 7 kita mulai tes. Banyak tes psikologi nya guys yaAllah, sampe mabok
gue, tapi gak nyampe mabok janda *itumah lagu dangdut* selain tes psikologi,
ada tes bidang juga, trus Focus Group Discussion (FGD), dan wawancara. Gue
kelar abis isya. Trus gue pulang naik kereta dari stasiun gondangdia bareng
sama Ameera temen CPNS. Tapi kita beda arah. Setelah itu syudah deh...
lanjut di postingan berikutnya yah, biar gak kebanyakan. wkwk
bhay!
>> Pengalaman ikut CPNS #3
>> Pengalaman ikut CPNS #3
No comments:
Post a Comment