Monday, March 18, 2019

Kenapa dengan Sunat Perempuan...?

Assalamualaikum, Halo!
Disini gue mau membahas mengenai suatu topik yang menurut gue menarik banget. Kebetulan gue newbie di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan awal-awal kayak gini gue disuguhin beberapa buku yang berkaitan dengan perempuan dan anak pastinya. Nah sebelum kita masuk ke topik utama, kita harus tau kenapa sih perempuan harus diberdayakan dan anak-anak harus di lindungi? Well, dalam islam perempuan itu makhluk Tuhan yang sangat sangat berharga, seperti hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang bunyinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'”

Nah dari hadits itu saja sudah jelas seorang ibu harus dimuliakan, bahkan disebut hingga 3x baru setelah itu ayah yang merupakan seorang laki-laki.

Namun, seiring berjalannya waktu banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan perintah hadits nabi tersebut. Banyak terjadi kekerasan yang dialami perempuan dibelahan bumi manapun. Seperti dijaman Khalifah Umar bin Khattab, sebelum ia memeluk agama islam, pada saat itu anak-anak perempuan dianggap sebagai aib keluarga, karena hal tersebut banyak anak perempuan yang dikubur hidup-hidup. Apabila anak perempuan itu selamat, maka harus menjadi budak seks dan melayani para kaum laki-laki, meski bapaknya sekalipun. Ya Tuhan serem gak sih. Itu mungkin yah maksud islam diturunkan di bangsa Arab.

Nah kalau di indonesia sendiri gimana? Dari yang gue tau, untungnya masyarakat kita dulu gak sampe sesadis itu. Cuma, ada cumanya nih, perempuan dijaman dulu itu penuh dengan diskriminasi. Contohnya seperti perempuan dijaman dulu harus dirumah mengerjakan pekerjaan rumah gak boleh keluar tanpa izin. Anak perempuan nya juga gitu, boro-boro buat keluar rumah, disuruhnya bantuin emak didapur. Buat sekolah itu susah banget. Tapi setelah adanya ibu Kartini, perempuan kita mulai bangkit, bukan Cuma dirumah doang, tapi bisa bersekolah hingga saat ini.

Setelah kehadiran Kartini, bukan berarti permasalahan tentang perempuan itu selesai. Dijaman sekarang masih banyak yang kadang ngediskriminasi, bahkan melakukan kekerasan terhadap perempuan. Kalau kata Undang-undang nomor 23 tahun 2004 jenis kekerasan itu ada 4, yaitu Kekerasan fisik, Kekerasan psikis, Kekerasan seksual dan Penelantaran rumah tangga.

Ngomong-ngomong masalah kekerasan fisik, kalian sadar gak kalau anak perempuan diwaktu kecil juga mengalami kekerasan, loh. Siapa yang saat bayi dilakukan sunat perempuan? Huft. Mentang-mentang masih bayi, orangtua kita gak minta ijin dulu ke kita. Jaman Nabi Ibrahim yang disuruh Allah buat nyembelih anaknya Ismail aja minta izin dulu. Sunat perempuan ini ada dari jaman dulu banget, bahkan dari sebelum islam ada. Di negera manapun banyak banget yang melakukan sunat perempuan.

Gue jelasin dulu yah, sunat perempuan itu apa. Sunat perempuan adalah tindakan memotong sebagian atau seluruh kiltoris, bahkan hingga labia minora dan labia mayora, namun ada juga yang hanya melukai sebagian kecil kiltoris (WHO, 2000), dan ada juga yang hanya simbolik sebagaimana banyak terjadi di Indonesia (PSKK UGM, 2017; Komnas Perempuan, 2017; Udin, 2015, 2010; Mitra Inti, 2005). Sunat perempuan dilakukan karena beberapa faktor, yang paling banyak itu karena pemahaman agama, selain itu ada juga karena tradisi keluarga. Misal, dulu emak, nenek, dan buyutnya disunat, jadi ngikut-ngikut aja, padahal gak tau tuh manfaatnya apa. Dari sisi medis juga gak ada tuh manfaat sunat perempuan. Malahan itu menyakiti dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Tau gak? Praktek sunat perempuan justru paling banyak terjadi di perkotaan sebesar 55.8% sedangkan di pedesaan 46.9%.

Kalau dalam islam sendiri gimana? Nah ini yang paling banyak terjadi, orangtua menyunatkan anak perempuannya menganggap itu sunnah dan perintah agama. Padahal Rasul gak nyuruh gitu. Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, kalau sunat perempuan udah ada dari jaman sebelum islam, nah dengan datang Rasulullah itu sedikit mencerahkan, seperti Hadits yang diriwayatkan Abu Daud :

“Dari Ummu Athiyah ra. Diceritakan bahwa di Madinah terdapat seorang perempuan tukang sunat, Rasulullah SAW berkata terhadap perempuan tersebut: (khitanlah) janganlah berlebihan, sesungguhnya hal itu lebih baik atau disukai bagi perempuan dan disenangi bagi laki”

Dan ada beberapa hadits lagi tentang sunat perempuan yang ternyata dhaif tidak ada satupun yang shahih. Ucapan rasul tersebut bukan berarti membolehkan, karena sudah ada dari sebelum islam, maka hal itu merupakan ungkapan secara perlahan bahwa sunat perempuan itu dibatasi. Mungkin yang menjadi pertanyaan itu apakah anak cucu rasul yang perempuan disunat juga? Nah ini, gak ada hadits satupun yang menyebutkan bahwa aisyah atau istri rasul lainnya di sunat. Meskipun beberapa ulama ada yang mengatakan sunnah, ada yang bilang wajib, ada yang bilang makruh bahkan haram apabila membahayakan. Kementerian Kesehatan di tahun 2006 pernah mengajukan untuk melarang medikalisasi sunat perempuan bagi petugas kesehatan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI). Yang pada akhirnya MUI pun mengeluarkan fatwa yang intinya sunat perempuan itu fitrah Cuma ada batasnya. Dan menyuruh kemenkes untuk melatih tenaga medis untuk melaksanakan khitan perempuan.

Secara fakta, sunat perempuan itu menyakitkan secara fisik, psikis, dan sosial. Gak ada bedanya kok perempuan yang sunat ataupun engga. Hukum islam itu kan tujuannya untuk kemaslahatan manusia. Maka praktik berbahaya sunat perempuan harus dihindarkan untuk menjaga organ reproduksi agar perempuan tidak menjadi objek kekerasan oleh siapapun untuk kepentingan diluar dirinya.


Kan udah tau nih, yuk sama-sama ingatkan orangtua jaman sekarang untuk mencegah melakukan sunat perempuan. Seandainya tetap melakukan, ingatkan pula tenaga medis untuk tidak memotong, cukup dengan digores saja. Karena itu menyakitkan si bayi guys.

Okelah, cukup sekian cuap-cuapnya. Semoga manfaat. Kalau gak bermaanfaat, ya harus tetep dimanfaatin yah hehe.


Bhay!



No comments:

Post a Comment